Informasi Apa Saja Sebagai Sharing Pengetahuan dan Pandangan Hidup

Breaking

Senin, 10 Oktober 2016

Manava Dharmasastra's Polygamy

Berikut adalah Kutipan Sloka Poligami dalam Manawa Dharmasastra, yaitu

Sloka :

"Sudraiva Bharya Sudrasya
Sa Ca Sva Ca Visah Smerte,
Te Ca Sva Caiva Rajnasca
Tasca Sva Cagrajanmanah".

Arti :

"Telah dinyatakan bahwa hanya wanita Sudra menjadi istri sudra seorang wanita sudra dan wanita vaisya menjadi istri-istri orang vaisya, dari ketiga warna itu bersama wanita brahmana menjadi istri brahmana".

(Manava Dharmasastra atau Veda Smerti, Sloka Perkawinan)

Penjelasan :

Ayat ini merupakan dasar bagi azas teori Anuloma, sehingga menurut ayat ini seorang brahmana harus mengawini wanita brahmana sebagai istri pertama dan baru boleh mengawini istri kedua, ketiga dan keempat dari tiap-tiap varna berikutnya bila dikehendaki. Bandingkan dengan Vasistha Dh. I, 27; Gautama XV 18 dan Apastambha I, 18, 33

Jadi dalam ayat ini dan berdasarkan jenis pernikahan se-varna, menyatakan bahwa seorang brahmana boleh beristri empat, istri pertama dari brahmana varna, kemudian baru boleh mengawini istri kedua, ketiga dan keempat dari tiap-tiap varna berikutnya bila dikehendaki dalam artian brahmana dengan istri pertamanya yang juga brahmana sama-sama setuju untuk mengambil istri kedua, ketiga dan keempat dari tiap-tiap warna dan bila calon istri yang kedua, ketiga dan keempat juga bersedia menerima menjadi istri-istri brahmana tersebut. Disini istilah Varna berbeda dengan Kasta dimana warna adalah penggolongan masyarakat berdasarkan pekerjaannya sedangkan Kasta adalah penggolongan masyarakat berdasarkan profesi keluarganya. Namun Kasta disini bukanlah bagian dari Veda, melainkan Varna adalah bagian dari Veda dan sistem Varna bukanlah diskriminatif karena setiap orang bisa berganti-ganti Varna sesuai dengan job yang ia jalani dan tekuni agar menjadi benar-benar profesional.


Jadi, Dalam hal ini Hindu menganut Azas Monogami yang memperbolehkan Poligami bahkan Poliandri bila antar pasangan (suami-istri) sama-sama mengkehendaki atau sama-sama setuju untuk menjalani kehidupan entah itu berpoligami maupun berpoliandri.

Oleh karena itu dalam Lontar Vrati sasana, Slokantara dan Silakrama, Brahmacari dibagi menjadi 3 golongan berdasarkan biologisnya, yaitu :

a. Sukla Brahmacari yang berarti tidak kawin seumur hidup.
b. Sewala Brahmacari yang berarti hanya kawin sekali seumur hidup dan tidak akan menikah lagi meski suami/istrinya sudah tiada.
c. Tresna Brahmacari yang berarti boleh kawin lebih dari sekali maksimal 4kali, namun tidak bersifat liberal, dan karena faktor sebab-sebab tertentu seperti istri meninggal, lama tak punya keturunan, (maaf) istri sakit sehingga dalam waktu lama tidak bisa melayani suaminya, dan atau bila istrinya mengizinkan menikah untuk keduakalinya dan setersunya tergantung kesepakatan masing-masing antara suami dengan istri/istri-istrinya.

Dari ketiga jenis brahmacari tersebut, berlaku untuk semua kalangan dan semua golongan apapun varna dan latar belakang mereka dan dari ketiga jenis brahmacari tersebut semuanya memiliki nilai yang sama tinggi tergantung tujuannya, namun dari ketiga jenis brahmacari tersebut, lebih disarankan untuk memilih yang sewala brahmacari.

Kesimpulannya disini adalah Poligami dibolehkan untuk semua kalangan apapun latar belakang mereka, namun bukan bersifat anjuran bagi setiap orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adbox