Informasi Apa Saja Sebagai Sharing Pengetahuan dan Pandangan Hidup

Breaking

Minggu, 30 Oktober 2016

Poligami Vs Perselingkuhan

Poligami Vs Perselingkuhan

Dari kedua itu mana yang lebih baik?

Dalam hal ini saya tidak menjelaskan mana yang lebih baik, namun saya akan memberikan gambaran mengenai sebab-akibat dari kedua hal tersebut, mengenai mana yang lebih baik, silahkan anda sendiri yang menyimpulkan mana yang lebih baik


1. Poligami

Poligami adalah beristri lebih dari satu dan dalam hubungan ini dilandasi oleh kejujuran dan keterbukaan dan sebenarnya tak ada bedanya dengan monogami, hanya saja poligami memiliki istri lebih dari satu, dalam hal ini Poligami yang benar adalah diawali dengan minta izin dulu kepada istri sebelumnya jika ingin menambah pasangan lagi, jika diizinkan baru boleh mencari pasangan baru, namun jika tidak diizinkan maka jangan dipaksakan, karena poligami dalam alur yang benar adalah tanpa paksaan, dan seandainya jika diizinkan, maka setelah memiliki 2 istri, maka suami tetap menjalankan kewajiban kepada kedua istrinya, yaitu menyayangi kedua istrinya, menafkahi kedua istrinya lahir-bathin, setia kepada kedua istrinya(jika sudah komitmen dan sepakat hanya 2 istri saja, maka jangan lagi mencari yang lain), dan memperlakukan kedua istrinya dengan baik dan menjalin komunikasi yang baik dalam rumah tangga bersama kedua istrinya dan saling pengertian satu sama lainnya. Ada banyak faktor mengapa seseorang berpoligami, bisa karena lama menikah namun belum punya keturunan, dsb intinya dalam hal ini, jika ingin berpoligami, maka minta izin dulu kepada istri sebelumnya, tapi bukan dengan paksaan, dan jika istri sebelumnya mengizinkan, maka baru kemudian mencari pasangan yang baru sebagai calon istri kedua, dst.

Tidak mudah memang dalam hal ini, namun jika ia memiliki 2 istri dan hanya memiliki 2 istri saja tak punya pasangan lain, dan itupun mengambil 2 istri dengan alur yang benar (minta izin dulu ke istri pertama ingin menikah lagi, tapi tanpa paksaan, setelah istri pertama mengizinkan baru kemudian mencari pasangan baru sebagai calon istri kedua) dan akur-akur saja dalam rumah tangganya bersama kedua istrinya, maka itu sangat luar biasa, meski hal itu tidak mudah dan jarang yang bisa demikian.


2. Perselingkuhan

Perselingkuhan adalah memiliki pasangan lain namun tidak sah dan dilandasi oleh kebohongan dan disembunyikan. tidak seperti poligami yang ada aturan dan persyaratannya yang wajib dipenuhi bila ingin berpoligami serta dilandasi kejujuran dan keterbukaan dan tidak sembarangan menjalin hubungan serta banyak tuntutan dan kewajiban yang mesti dipenuhi dalam rumah tangga bersama dua istrinya, sedangkan perselingkuhan sangat sembarangan dalam menjalin hubungan, intinya siapa saja bisa dijadikan selingkuhan bahkan yang paling parah istri orang lain dijadikan selingkuhan meski resikonya berbahaya, Dan dalam hal ini perselingkuhan sangat mudah dilakukan dan tak ada syarat-syarat khusus bahkan tak ada syarat sama sekali, tak ada nafkah dan tak ada kewajiban yang mesti dipenuhi karena sifatnya hanya sekedar memuaskan nafsu birahi saja setelah itu ditinggalkan begitu saja dan tinggal memikirkan bagaimana agar selingkuh tersebut engga ketahuan. memang ada caranya agar tidak ketahuan, bisa dengan berbohong, dsb namun sehebat apapun trix selingkuh, tetap saja bisa ketahuan selain itu juga beresiko, sebab jika ketahuan bisa mengakibatkan rusaknya hubungan rumah tangga, bisa jadi skandal, bisa mengecewakan perasaan pasangannya karena merasa dibohongi karena ingat janji pernikahan mengaku setia kepada istrinya atau suaminya, namun pada akhirnya dibohongi dengan menjalin hubungan diam-diam bersama orang lain, kemudian juga mengecewakan hati selingkuhannya karena menjadikan wanita hanya sebagai objek pemuasan nafsu saja, setelah bosan ditinggalkan begitu saja tanpa tanggung-jawab apapun jadi jelas sangat merugikan wanita dan juga bisa mengakibatkan perceraian.


Jadi, sudah jelas bahwa Poligami itu memang berbeda dengan perselingkuhan, karena poligami berlandaskan azaz kejujuran dan keterbukaan, bahkan mesti minta izin dulu ke istri pertama dan jika diizinkan baru boleh mencari pasangan baru untuk dinikahi sebagai istri kedua, ketiga, dst meski tidak mudah untuk bisa demikian dan tak semua orang bisa, sedangkan perselingkuhan hanya berdasarkan azaz kebohongan dan memang ada caranya bagaimana agar tidak ketahuan selingkuh, namun ga selalu efektif, seringnya gagal, karena sehebat apapun trix selingkuh tetap saja bisa ketahuan dan meskipun jika tidak ketahuan, maka karma buruknya (Ber-Selingkuh) tersebut akan tetap berbuat nanti dan tak bisa dihilangkan, selain itu juga selingkuh itu beresiko seperti rusaknya rumah tangga, skandal, mengecewakan istrinya dan selingkuhannya karena merasa dihinanati dan di PHP-in dan bisa cerai.


Jika ada yang mengatakan, punya istri simpanan, dsb maka sebenarnya itu bukan istri dan juga bukan poligami, karena yang namanya istri itu baik dinikahi sah secara negara, maupun sah secara agama saja, namun istri itu tidak ada yang disembunyikan, terbuka apa adanya, tak ada yang disembunyikan, jadi jika ada yang mengatakan punya istri simpanan, maka itu bukan istri, tapi selingkuhan, karena istri tak ada yang disembunyikan, karena menikah yang sebenarnya baik yang sah secara negara/adat maupun sah secara agama saja, namun tetap dilandasi kejujuran dan keterbukaan.

Kemudian ada Poligami yang dimana diawali dengan sebab yang tidak sehat, yaitu karena berawal dari selingkuhannya hamil, maka jadinya poligami, namun jika selingkuhannya tidak hamil, pastinya ia takkan mau menikahi selingkihannya itu, karena orang yang niat selingkuh itu bukan orang berniat poligami, hanya sebagai untuk pemuas kenikmatan sesaat namun membawa petaka saja pada akhirnya. selain itu bisa juga orang yang berniat selingkuh dan suka selingkuh itu anti-poligami, jadi ia hanya diperbudak nafsunya, meski istrinya hanya satu namun diam-diam punya pasangan disana-sini namun menjadikan wanita hanya sebagai pemuas nafsu dan setelah bosan, kemudian ditinggalkan begitu saja tanpa tanggung-jawab apapun dan tanpa mendapat apapun setelah berselingkuh itu kecuali merendahkan martabat sendiri dan menjadi petaka pada akhirnya.

Jadi, kembali kepada Poligami yang berawal dari sebab yang tak sehat, yaitu perselingkuhan, jadi, meskipun ia telah melakukan kesalahan, yaitu perselingkuhan dan mengakibatkan selingkuhannya hamil, maka salah satu jalan solusinya adalah menerima keadaan tsb, sebab siapa yang mau disalahkan, mengingat dirinya sendiri yang menjadikan dirinya seperti itu, ya diterima saja keadaan itu apa adanya sebagai buah karma sendiri, sambil menikahi selingkuhannya itu sebagai istri kedua atau ketiga dan sambil memperbaiki hubungan rumah tangga lagi meski itu tidak mudah, atau menerima konsekuensi lainnya misalkan diceraikan, dsb ya jika sudah terlanjur demikian ya terima saja, sebagai buah karma sendiri, sebab siapa yang mau disalahkan?? sebab dirinya sendiri yang menjadikan dirinya seperti itu ya diterima saja apapun konsekuensinya disana

Jadi dalam hal tsb yang salah adalah Perselingkuhan tsb, bukan poligami, selain itu juga perselingkuhan telah merusak kemurnian citra poligami itu sendiri, dimana poligami yang sebenarnya dilandasi azaz kejujuran dan keterbukaan bahkan mesti minta izin dulu kepada istri sebelumnya, setelah diizinkan baru boleh mengambil istri baru, namun sayangnya Poligami tsb sudah difitnah dan sudak dirusak citra dan kemurniannya oleh perselingkuhan, jadi perselingkuhan lah yang semestinya disalahkan!!


Sebab saya kadang kasihan melihat, ada seseorang menikah lagi karena lama menikah ga punya anak, namun sebelumnya ia sudah berunding dan sudah minta izin baik-baik kepada istri pertamanya dan istri pertamanya sudah merestui dan mengizinkan akhinya jadi punya istri kedua dan akur-akur saja dalam rumah tangga, namun oleh orang yang tidak mengerti akan hakekat poligami yang sebenarnya, orang tersebut menghujat kebahagiaan rumah tangga poligami alur yang benar tersebut kemudian memfitnah suaminya bahwa suaminya suka berselingkuh, padahal sejatinya seluruh tuduhan kepadanya itu tidak ada yang benar, hanya fitnah saja,  dimana suami tsb menikah lagi karena ingin keturunan setelah lama menikah tak punya keturunan dan sudah diizinkan oleh istrinya dengan suka rela tanpa paksaan dan jika diizinkan dan jadi beristri dua, tinggal berusaha bersama-sama membangun rumah tangga yang harmony bersama istri-istri dan anak-anaknya.

Bahkan kasus perceraian lebih banyak disebabkan oleh perselingkuhan sektar pulusan ribu, sedangkan karena poligami hanya ratusan saja, demikainlah jadi sudah jelas berbeda perselingkuhan dan poligami tsb



Demikian renungan topik ini, jadi sudah jelas selingkuh itu sangat berbeda dengan poligami dengan alur yang benar, karena perselingkuhan atas dasar kebohongan dan penghianatan dan dirahasiakan meski sehebat apapun cara merahasiakan tetap saja bisa ketahuan dan juga sangat beresiko, sedangkan poligami sesuai alur yang benar adalah dilandasari kejujuran dan keterbukaan tanpa paksaan.


Demikian menruut pandangan saya dalam hal ini,

Kesimpulannya

1. Banyak orang sudah salah kaprah dengen menyamakan Poligami dan Perselingkuhan, Padahal Beda!!

2. Poligami sesuai alur yang benar itu tidak sama dengan perselingkuhan

3. Poligami sesuai alur yang benar itu berlandaskan kejujuran, keterbukaan, dan tanpa paksaan,  sedangkan Perselingkuhan itu berlandaskan Kebohongan dan Bisa juga dengan paksaan.

4. Poligami sesuai alur yang benar itu jauh lebih menghormati wanita, sedangkan perselingkuhan itu sama sekali tidak menghormati wanita, hanya diperbudak birahinya saja dan perselingkuhan itu sangat meremehkan wanita, karena menjadikan wantia sebagai tebu, habis manis, sepah dibuang tanpa tanggung-jawab apapun, jika sudah begitu, dimana letak harga diri seorang wanita? dengan berselingkuh, dimana lelaki yang menyelingkuhi wanita, tidak menghargai wanita, kemudian wanita yang mau  dan suka menjadi selingkuhan, secara tidak sadar telah dibodohi oleh perselingkuhan dan secara tidak sadar wanita yang mau dan suka menjadi selingkuhan tsb telah merendahkan harkat dan martabatnya sendiri.

5. Sehebat-hebatnya cara berselingkuh, tetap saja bisa ketahuan dan jika sudah ketahuan, ya mau tidak mau mesti tanggung sendiri resikonya, sebab siapa yang mau disalahkan?? sebab dirinya sendiri yang menjadikan dirinya seperti itu, ya mau ngga mau ya terima apapun akibat dan resikonya.

6. Perselingkuhan telah banyak menimbulkan kasus-kasus termasuk skandal, apalagi yang diselingkuhi adalah istri seseorang, maka lebih parah jadinya.

7. Poligami sesuai alur yang benar itu, dilandasi kejujuran dan keterbukaan, serta minta izin dulu ke istri sebelumnya, namun tanpa paksaan, dan jika diizinkan baru boleh mencari pasangan baru sebagai calon istri kedua, dst. Memang ada banyak sebab seseorang beristri lebih dari satu, misalkan dari pernikahan sebelumnya lama tak dikaruniai keturunan, dsb maka solusinya bisa dengan mencari istri baru, tanpa harus menceraikan istri sebelumnya, namun tetap sebelum menambah istri baru, minta izin dulu ke istri sebelumnya, tanpa paksaan dan jika diizinkan baru boleh mencari pasangan baru sebagai yang istri yang kedua, ketiga, dst dan setelah memiliki 2 istri atau 3 istri maka suami wajib melaksanakan kewajibannya yaitu menyayangi kedua/ketiga istrinya, setia kepada kedua/ketiga istrinya(jika dari awal sudah sama-sama sepakat dan saling berkomitmen hanya memiliki maksimal 2 atau 3 istri saja) dan tidak lagi mencari yang lain apalagi berselingkuh, dan memperlakukan kedua/ketiga istrinya dengan baik, dan menjalin komunikasi yang baik bersama istri-istrinya dalam rumah tangga serta saling pengertian satu sama lainnya. Sedangkan Perselingkuhan hanya mengikuti keinginan sex saja, setelah bosan pasangannya ditinggalkan begitu saja tanpa tanggung-jawab apapun, dan berlandaskan kebohongan dan selalu memikirkan bagaimana caranya agar tidak ketahuan, dan pada akhirnya sehebat apapun cara selingkuh tetap saja bisa ketahuan dan jika toh berhasil dan tidak ketahuan, namun karma buruknya itu tetap ada dan tak bisa dihilangkan dan akan diterima oleh si pembuat karma suatu hari nanti atau dikehidupan selanjutnya dan jika suda demikian ya mau tidak mau, mesti menerima apapun resikonya.

8. Tidak ada namanya istri simpanan, karena baik itu pernikahan yang sah secara hukum negara, maupun sah secara agama saja, yang namanya istri tidak ada yang disembunyikan dan yang namanya pernikahan tidak ada yang disembunyikan, karena itu berlandaskan kejujuran dan keterbukaan, jadi terbuka apa adanya dan jika ada namanya istilah istri simpanan, artinya ada yang disembunyikan dan ada kebohongan yang ditutup-tutupi, artinya yang seperti itu namanya bukan istri dan juga bukan poligami, tapi namanya tetap saja adalah perselingkuhan.

9. Ada Poligami dengan sebab yang tidak sehat, yaitu diawali dengan perselingkuhan dan menikahi selingkuhannya karena hamil, Meskipun sudah bersalah karena berselingkuh, namun jika demikian maka ia mesti berjuang kembali memperbaiki hubungannya bersama istri pertama dan keduanya tsb. Meskipun mereka telah melakukan kesalahan, yaitu berselingkuh, jadi Poligami seperti inilah yang sering dihujat oleh publik, karena Publik belum mengerti dan salah kaprah mengartikan dan untuk kesimpulan no 9 ini, yang salah adalah selingkuhnya, bukan poligaminya, dan yang melukai perasaan istri itu sejatinya adalah perselingkuhan, karena berselingkuh itu bisa merasa dihianati dan dibihongi, jadi bukan poligaminya yang melukai perasaan wantia, perselingkuhanlah yang melukai perasaan wanita. Bahkan Perselingkuhan telah merusak citra dan kemurnian Realitas kemurnian poligami sesuai alur yang benar itu sendiri.

10. Poligami sesuai alur yang benar, yaitu dilandasi kejujuran dan keterbukaan, kemudian sebelum mengambil istri yang kedua, ketiga, dst ia mesti minta izin tanpa paksaan tsb ke istri sebelumnya dan jika istri sebelumnya mengizinkan, baru boleh mencari pasangan baru untuk dijadikan istri kedua, ketiga, dst dann setelah memiliki dua atau tiga istri, ia tetap menjalankan kewajibannya dengan baik kepada istri-istrinya. Dan ada berbagai sebab mengapa seseorang memiliki istri lebih dari satu, yang jelas jika seorang memiliki 2 atau 3istri misalnya dan rukun harmonis rumah tangganya, maka luar biasa namanya dan memang luar biasa!! Namun agar bisa demikian, tentunya tidak mudah dan tidak semua orang bisa


Demikian Realitas Poligami tsb yang ternyata berbeda dengan Perselingkuhan, namun sayangnya banyak yang sudah salah kaprah menganggap Poligami itu sama dengan Perselingkuhan, Padahal keduanya itu sangat jauh Berbeda


Terima Kasih


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adbox