Sembahyag sehari-hari cukup dengan sembah-bhakti saja kepada leluhur dan kepada tuhan, namun tidak memohon apapun, namun jika ada mantra boleh diucapkan, tanpa memohon apapun apalagi memohon yang bersifat duniawi.
Segala yang terjadi adalah karma, karma masa lampau yang berbuat saat ini, karma saat ini yang berbuat saat ini dan karma saat ini yang berbuat di kehidupan selanjutnya. Jadi, masalah itu sejatinya adalah karma kita sendiri, dan cara menyikapinya adalah dengan "Sadari (terima) - hadapi dan selesaikan dengan penuh kesabaran.
Berharap boleh setiap saat, bisa diucapkan dalam hati, misalkan dalam situasi sulit, untuk melegakan perasaan kita berharap, "semoga saya bisa menghadapi kesulitan ini" atau "semoga semua baik-baik saja" atau bisa juga "Oh leluhur- oh tuhan, semoga hamba bisa menghadapi rintangan ini"
Segala hal yang bersifat dunaiwi, yaitu cita-cita dan harapan, bisa diraih dengan usaha, usaha dan berusaha, karena hidup ini adalah perjuangan. misalkan : Ingin skripsi cepat selesai, ya dikerjakan, setelah itu berharap, "Semoga skripsinya segera selesai" atau bisa juga tidak berharap, hanya dikerjakan saja, karena usaha tersebut yang menentukan hasilnya, tercapai atau tidak tergantung karma masing-masing, yaitu: Usaha dan Kondisi.
Ada 4 jalan bila ingin menjadi kaya, yaitu :
1. Berusaha yang benar (Kerja Keras mencari rezeki di jalan dharma)
2. Rajin berbuat kebajikan dan berdhana.
3. Pergaulan yang baik
4. Hidup Seimbang (pemasukan lebih besar daripada pengeluaran)
"In > Ex"
Tercapai atau tidaknya kekayaan itu tergantung dari Karma, yaitu : Usaha, Karma Baik, Kondisi dan Faktor-Faktor lainnya.
Disaat Bathin sedang gelisah, ada beberapa cara untuk mendamaikan bathin yang gelisah, yaitu :
1. Mensyukuri atau menerima kehidupan ini sebagaimana adanya.
2. Chanting
3. Meditasi
Meditasi pada tingkatan tertentu adalah untuk mencapai kesaktian
Meditasi pada tingkat tinggi adalah untuk mencapai Pencerahan.
Sehingga, pepatah mengatakan,
"Orang Sakti belum tentu suci, namun orang suci bisa saja sakti"
Mujikzat itu sebenarnya adalah buah karma baik kita, tapi itu sifatnya tidak pasti, dalam artian, bila kita sedang sakit, ya kita mesti berobat untuk memperoleh kesembuhan, baik itu dengan pengobatan medis, maupun dengan pengobatan alternatif-tradisional, maka dengan cara demikian bisa memperoleh kesembuhan, intinya tetap berjuang untuk memperoleh kesembuhan. Selain itu dengan mengingat ajaran kesusilaan bisa membuat bathin menjadi sedikit meringankan beban kita disaat sedang sakit, namun kembali lagi kesembuhan tersebut tergantung dari usaha dan kondisi masing-masing.
Ritual dan Sesajen adalah hanya sebagai ucapan rasa syukur kepada Tuhan dan Kepada leluhur, selain itu juga hanya sebagai simbolis. Jadi, sebenarnya tidak dipaksakan dan tidak diharuskan Ritual/Sesajen itu, entah besar atau kecilnya sesajen yang dipersembahkan bahkan tidak dipersembahkan sama sekali, tentunya tidak menyebabkan dosa, melainkan jika dilihat dari padala, meskipun sebenarnya kita tak diajarkan untuk menghitung-hitung pahala, artinya memberikan persembahan/sesajen kepada leluhur dan kepada tuhan, mendapat nilai pahala anggaplah "1" namun tidak memberikan sesajen/persembahan, pahalanya "0", namun bisa digantikan dengan berbuat baik lainnya agar mendapat pahala "1", tapi pahala "0" tetap lebih baik daripada berbuat keburukan, karena berbuat keburukan pahalanya "-1".
Kemudian ritual itu bisa juga sebagai simbolis, misalnay ritual penyucian diri, maka dengan rtual penyucian diri itu bisa membersikan diri dan menyucikan diri secara simbolisnya, namun suci atau tidaknya kita tergantung dari karma kita dan usaha kita, yaitu dengan selalu mengingat ajaran susila (ajaran kebenaran, etika dan moralitas) tersebut dan mempraktekkanya dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya, Selalu mengingat ajaran Tri Kaya Parisudha dan melatih diri untuk mempraktekkanya dalam kehidupan sehari-hari, meski berawal dari menyukuri dan belajar berpikiran yang baik dan positif setiap saat.
Demikian Renungan Dharma ini, Semoga Bermanfaat,
Minggu, 30 Oktober 2016
Reungan Sanatha-Dharma Universal
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar