Informasi Apa Saja Sebagai Sharing Pengetahuan dan Pandangan Hidup

Breaking

Sabtu, 18 Februari 2017

Poligami dan Perzinahan itu beda Lho!!!!!!

Pada dasarnya, boleh memiliki lebih dari satu istri, asalkan istri atau istri-istri sebelumnya mengizinkan. Jika istri sudah mengizinkan tentu boleh menikah lagi, namun jika istri tidak mengizinkan tentu tidak bisa menikah lagi, kecuali bercerai dulu meski bercerai itu tidak mudah, tapi pada akhirnya perceraian itu masih bisa dilakukan.

Sebab jika kita menikah lagi tanpa seizin istri atau istri-istri sebelumnya, tentu kita sudah melanggar kode etik poligami, yaitu menikah lagi tanpa izin dalam hal ini apa bedanya dengan berselingkuh???

Memang dalam proses minta izin istri untuk menikah lagi, dalam beberapa keadaan dan ada beberapa istri yang mungkin merasa sedikit kecewa, tapi jika pada akhirnya bisa saling menerima, tentu itu tidak masalah, apalagi mau akur dan apalagi mau akur dalam satu atap tentu hal tsb baik.

Artinya disini setelah menjalani poligami dan sudah ada izin istri sebelumnya, maka silahkan jalankan poligami tsb dengan baik dan jika memang benar mau akur tentu hal tsb bagus, namun setelah menjalankan poligami namun merasa ketidaknyamanan dan berat rasanya melanjutkan, tentunya jika demikian keadaannya bisa bercerai, kemudian pasca bercerai kemudian menikah lagi dengan orang lain sesuai dengan yang diharapkan, namun pasca bercerai, sebaiknya tetap menjalin hubungan yang baik dengan pasangan kita.

Karena dalam  berpoligami yang mengikuti prosedur yang tepat, tentu ada kejujuran dan keterbukaan di awal dan jika pada akhirnya bisa saling menerima tentu hal tsb tidak masalah, sebaliknya dalam berselingkuh dimana diam-diam menjalin hubungan dengan WIL atau dengan orang lain dan jika pada akhirnya ketahuan tentu hal ini bisa mengecewakan pasangan kita, sebab berselingkuh itu kadang tidak pasti, karena tidak ada cara akurat dalam berselingkuh agar tidak ketahuan dan toh jikapun ada, tidak semua orang berhasil dan tidak selalu berhasil dan pada akhirnya malah ketahuan baik itu ketahuan secara langsung maupun secara tidak langsung. berarti dalam perselingkuhan ini ada unsur kebohongan dan pengkhianatan.

Oleh karena itu, beberapa agama menerima pernikahan poligami asal seizin istri.

"Tidak ada namanya skandal Poligami, yang ada hanya skandal perselingkuhan, karena perselingkuhan ada unsur kebohongan dan penipuan thd pasangan, sedangkan poligami yang benar berlandaskan kejujuran dan keterbukaan sebelum menjalaninya, oleh karena itu dalam berpoligami, izin dari istri atau istri-istri sebelumnya itu sangatlah penting, karena jika sudah ada izin, berarti sudah ada kejujuran dan keterbukaan di awal dan tanpa paksaan"

Disamping itu ada juga poligami dimana berawal dari selingkuh yang sampai hamil, maka setelah itu klo engga cerai ya jadinya poligami, sebab anak dari hubungan gelap perselingkuhan tsb juga butuh pengakuan agar memperoleh status yang jelas dan butuh dirawat dan dibesarkan juga, jadi dalam kasus perselingkuhan yang sampai hamil, memang berselingkuh adalah hal yang tidak baik dan mesti dihindari, namun jika sampai terjadi hal demikian(selingkuhan hamil), maka mau tidak mau kita mesti bertanggungjawab dan menerima resikonya yaitu dengan mengakui anak hasil perselingkuhan tsb dan menikahi ibunya, jadi dalam kasus ini, poligami adalah sebagai bentuk tanggungjawab dari perselingkuhan yang telah dilakukan/perselingkuhan sampai hamil.

Sehingga dalam bentuk poligami yang disebabkan oleh hal demikian, sehingga citra baik poligami kena imbas atau menjadi tercemari oleh perselingkuhan tsb. Dan inilah yang banyak orang salah kaprah, sehingga dalam beberapa orang yang berpikir sempit ketika melihat poligami yang disebabkan oleh hal demikian menjadi salah kaprah dan menyamakan poligami dengan perselingkuhan, padahal sejatinya berbeda dan perselingkuhan yang sampai menyebabkan kehamilan, dimana jika kemudian menjadi poligami, maka poligami tsb sebagai bentuk tanggungjawab dan pengampunan atas perselingkuhan yang telah dilakukan, tentunya dalam hal ini ya prosedurnya sama yaitu seizin istri. Jadi dalam kasus perselingkuhan yang ketahuan apalagi kalau sampai hamil, maka kemudian menjadi perkara dan jika kemudian jadinya bercerai, maka pasca bercerai ybs harus mengakui anak tsb dan menikahi ibunya dan jika istri sebelumnya menjadi sakit hati namun bisa memaafkan/tidak cerai, maka tetap ybs mengakui anak tsb dan menikahi ibunya sebagai bentuk tanggungjawab.


Demikianlah pelurusan pandangan terhadap poligami dan perzinahan (perselingkuhan),  bahwa sejatinya poligami dan perselingkuhan itu adalah 2 hal yang berbeda, dimana poligami berlandaskan kejujuran dan keterbukaan di awal tanpa paksaan sedangkan perselingkuhan berlandaskan kebohongan dan penipuan serta pengkhianatan.

Dalam Artikel ini saya bukannya mengajak sdr untuk berpoligami atau lebih baik berpoligami daripada berzinah, bukan. tapi hanya meluruskan pandangan agar kita tidak salah kaprah dan bisa membedakan mana yang namanya poligami dan mana yang namanya perzinahan(perselingkuhan), karena 2 hal ini sejatinya sangat berbeda,

Meski demikian alangkah baiknya bila kita bisa menghindari sex pra-nikah, kumpul kebo, sex bebas, prostitusi, kemudian hanya menikah sekali dan tidak bercerai, meski hal tsb berat dilakukan

Kemudian bagi yang ingin berpoligami, juga hal tsb baik dilakukan asalkan atas seizin istri namun tanpa paksaan, apalagi klo mau akur bahkan mau akur dalam satu atap tentu hal tsb juga bagus dilakukan, meski hal tsb tidak mudah dilakukan.

Tapi kembali yang tadi, poligami bukan saran, bukan keharusan, bukan kewajiban dan bukan anjuran dan bukan perintah, tapi hanya pilihan bagi mereka yang siap menjalaninya dengan baik.


Demikian pandangan mengenai perbedaan Poligami dan Perselingkuhan, semoga bisa memperbaiki cara pandang kita terhadap poligami dan perselingkuhan.


Selebihnya kembali kepada pribadi masing-masing, mau menikah sekali, mau menikah lebih dari sekali atau mau berselingkuh, silahkan saja, tapi apapun itu, konsekuensi ditanggung masing-masing.


Terima Kasih,


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adbox