A. Tuhan itu tak bisa dipikirkan dan tuhan juga bukan objek permintaan, melainkan sebagai tujuan terakhir semua makhluk, selain itu juga tuhan tidak mengurusi hal-hal yang bersifat duniawi.
B. Sembahyang tidak perlu mengemis meminta-minta, melainkan cukup puja tri sandhya saja untuk sembahyang harian dan panca sembah untuk sembahyang di pura. namun jika tidak hafal mantra, cukup sembah-bhakti kepada leluhur, kemudian kepada tuhan dan diakhiri dengan kalimat, "Semoga Rahayu"
C. Hidup adalah Perjuangan, apapun yang kita harapkan, cita-citakan dan tujuan kita, semua itu diraih dengan usaha, setelah itu berdoa, namun berdoa disini bukan meminta, melainkan sebuah harapan kepada leluhur dan kepada tuhan, selebihnya tercapai atau tidak tergantung jodoh karmanya, yaitu : Usaha dan Kondisi
Jadi, dalam meraih tujuan, usaha berkontribusi 99,9% dan doa 0,1%, namun jika sudah yakin pada usaha sekitar 108%, maka doa (harapan) tidak diperlukan lagi, tercapai atau tidaknya tergantung karma (usaha dan kondisi).
Dewa dan Leluhur hanya membantu memudahkan jalan kita dalam mencapai tujuan, selebihnya sampai atau tidaknya kita pada tujuan adalah tergantung pada usaha kita dan kondisi.
D. Ritual atau upacara bukanlah sebuah keharusan, bukan kewajiban, bukan perintah apalagi ancaman, melainkan sebuah kesadaran, dalam artian tidak beritual tidak menyebabkan dosa sama sekali, melainkan bila dihitung dari segi pahala meski sebenarnya tidak ada hitung-hitungan pahala, jadi, tidak beritual nilai pahalanya 0, beritual nilai pahalanya 1, tapi nilai 0 lebih baik daripada -1karena berbuat yang tidak baik. jadi meski tidak beritual, namun masih bisa digantikan dengan berbuat kebajikan yang lain. Jadi, beritual disini bermakna pelimpahan jasa-jasa kebajikan kepada semua makhluk, selain itu juga karena situasi dan kondisi kadang sulit untuk berbuat kebajikan, sehingga beritual/ melakukan persembahan adalah cara paling singkat memperoleh pahala, sehingga dengan beritual agar mendapatkan berkah dari ritual tsb. meski sebenarnya dewa dan tuhan tidak pernah meminta apalagi berharap apapun kepada kita
"Ritual bukan keharusan,bukan kewajiban dan bukan ancaman, tapi kesadaran, dimana dengan beritual maka akan memperoleh pahala dari ritual tsb!!"
E. Tradisi yang tidak sesuai dengan dharma, maka boleh ditinggalkan. contoh dalam suatu daerah ada tradisi dimana dalam tradisi itu mengandung unsur perjudian, dimana perjudian bertentangan dengan dharma dan bertentangan dengan susila, maka solusinya bukan memerangi dan menghilangkan tradisi tsb, namun dengan memupuk kesadaran diri bahwa sadar untuk tidak mengikuri tradisi yang tak sesuai dengan dharma.
Jadi, dalam ini pandangan bijaksananya adalah mentradisikan agama, bukan mengagamakan tradisi, karena banyak tradisi yang tidak sesuai dengan dharma dan bertentangan dengan susila,
F. Boleh percaya dengan jimat, mistik dan klenik, namun jangan tergantung dengan semua itu.
misalnya, kita percaya pada jimat penglaris dagangan dan memang tidak dilarang untuk percaya kepada jimat tsb, namun yang paling ditekankan dalam hal ini adalah berjuang dan berusaha.
"Meski sudah menggunakan jimat penglaris, namun tetaplah berjuang dalam memperoleh rezeki, karena usaha itulah yang menentukan adanya hasil"
G. Jangan percaya mentah-mentah akan mitos dan isu-isu di masyarakat dengan mengaitkan segala peristiwa dengan hal mistis, melainkan cobalah berpikir leih jernih dan kesabaran dalam menghadapi hal tersebut sebabnya apa dan solusinya bagaimana.
Kesimpulannya : Dharma itu bukan untuk diyakini saja, namun untuk dibuktikan kebenarannya!!
Demikian Pandangan saya dalam memahami hinduisme, semoga bermanfaat O:)
Minggu, 06 November 2016
The Concept of Neo-Hinduism for Universal
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar