Informasi Apa Saja Sebagai Sharing Pengetahuan dan Pandangan Hidup

Breaking

Kamis, 10 November 2016

Beragama Hindu Dharma yang Sederhana

Agama Hindu Nusantara sangat mirip dengan Agama-agama tradisional di Asia Timur dan Asia Tenggara, namun sangat berbeda dengan Hindu India, karena Agama Hindu India kiblatnya adalah agama yunani kuno, agama persia kuno dan agama-agama eropa hellenisme zaman pra-nasrani.

Dalam hal ini, Beragama Hindu Dharma yang sederhana itu..........

1. Berupacara semampunya saja, karena Tuhan, Dewa dan Leluhur tidak pernah meminta apapun kepada kita.

Jika tidak mampu membuat sesajen persembahan yang besar, maka buatlah yang sederhana
Jika tidak mampu membuat sesajen yang sederhana, maka buatlah yang lebih sederhana
Jika tidak mampu membuat sesajen yang paling sederhana, maka cukup sembahyang biasa saja

Berapa mampunya mempersembahkan sesajen, maka segitulah yang dihaturkan, yang penting atas dasar niat yang suci tulus-ikhlas untuk Tuhan, Dewa dan Leluhur.

Contoh : Ada upacara piodalan,  jika tidak mampu mempersembahkan babi guling, cukup pakai ayam guling, jika tidak mampu pakai ayam, cukup pakai ikan saja, jika tidak mampu pakai pakai ikan, maka cukup pakai jajan, jika tidak mampu jajan, maka cukup pakai canang sari, dan jika tidak mampu canang sari, maka sembahyang biasa saja, tidak masalah, yang penting atas dasar niat yang suci tulus-ikhlas untuk tuhan, dewa dan leluhur.

Maka dari itu sebelum ada hari raya keagamaan dan upacara, perlu diadakan rapat bersama keluarga, berapa sanggupnya dan berapa punya biaya untuk berupacara.

Misalkan: minggu depan akan diadakan piodalan di sanggah pribadi, maka H-7 sebelum piodalan, diadakan rapat bersama sekeluarga berapa punya biaya untuk berupacara, jika hanya punya uang 300ribu saja untuk piodalan,dan sekeluarga sudah saling setuju, maka cukup merayakan piodalan dengan modal 300ribu saja, tidak masalah, yang penting atas dasar hati yang tulus-ikhlas mempersembahkan kepada tuhan, dewa dan leluhur. Paling tidak, tidak merasa keberatan dengan upacara yang akan dilakukan tersebut.

Lalu jika seandainya tinggal di Amerika, maka bagaimana cara melakukan upacara-upacara tsb?

Sederhananya, inti persembahan adalah bunga, buah, air dan api, jadi cukup membuat altar menggunakan meja, kemudian diisi tempat buah, tempat bunga dan tempat dupa, tidak perlu patung dan tidak perlu objek pemujaan apapun, dan di altar tersebutlah kita berupacara maupun merayakan hari raya hindu dharma seperti galungan, kuningan, nyeri, pagerwesi, saraswati dan siwaratri hanya dengan persembahan seadanya yaitu bunga, buah, air dan api dan boleh ditambahkan lauk (Ayam Goreng KFC misalnya) jika berkenaan dan disana sembahyang bersama-sama merayakan baik secara pribadi maupun bersama-sama termasuk bersama keluarga, sahabat, kolega, teman, dsb.

Intinya, ritual atau upacara adalah kitab suci yang hidup, dalam setiap upacara dan ritual entah yang besar, sedang atau sederhana maupun yang paling sederhana, pasti ada maknanya, karena upacara dan ritual adalah simbol dan dari simbol itulah kita bisa belajar dan selalu ingat dan diingatkan akan pesan-pesan kebajikan dan menjadikannya sebagai filosofi dan pedoman mengenai bagaimana menjalani kehidupan ini.

2. Sembahyang tidak perlu memohon apapun, cukup Tri Sandhya dan Panca Sembah saja, atau bisa dengan Tri Sandhya saja. bila diperlukan boleh sambil chanting gayatri mantra setiap malam atau baru bangun di pagi hari, atau bisa juga dengan meditasi pernapasan yaitu meditasi pranayama, atau bisa dengan meditasi saja, dsb.

3. Bahan refferensi belajar, bila tidak mampu memahami kitab suci maupun lontar, maka cukup pelajari buku upadesa saja, ngertikan isinya dan praktekkan susila(Ajaran Kemoralan dalam kehidupan sehari-hari) dan bila sudah memahami dengan betul buku upadesa tersebut, baru kemudian mulai belajar bisa dari lontar ataupun kitab suci, tapi saran saya sebaiknya lontar yang dipelajari karena terjemahannya lebih mudah dipahami jika dibaca secara berulang-ulang.

"Ingat buku apapun yang dibaca, kitab apapun yang dibaca, dan lontar apapun yang dibaca, jangan larut, melainkan isi, kesan dan pesan dari kitab maupun lontar tersebut yang dipahami dan dicari maknanya"

4. Ingat selalu kebaikan itu dan berbuatlah yang baik sehari-hari paling tidak selalu ingat ajaran tri kaya parisudha(berpikir, berkata dan berbuat yang baik) sehari-hari dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.

5. Ingat juga berdhana punia(Beramal) karena dengan demikian bisa mengikis keegoan dalam diri kita,dsb.

Jadi demikian, mudah kan?

Selamat Mencoba

Semoga bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adbox