Informasi Apa Saja Sebagai Sharing Pengetahuan dan Pandangan Hidup

Breaking

Selasa, 19 Desember 2017

Raja, Permaisuri dan Selir Part II

Sedikit bercerita tentang zaman kerajaan yaitu mengenai Raja, Ratu Permaisuri dan Selir, meskipun kita tidak hidup di zaman itu, namun saya akan coba jelaskan berdasarkan literatur-literatur yang pernah saya baca.

Dalam sebuah kerajaan, raja memiliki seorang permaisuri, namun dalam keadaan tertentu  raja juga bisa memiliki lebih dari satu permaisuri. misal untuk menyatukan persaudaraan dengan kerajaan lain yang sebelumnya bertikai, untuk keturunan, dsb dan atau memang dikehendaki oleh raja sendiri, disamping itu raja juga memiliki selir, dimana selir ini adalah istri juga, namun tidak sah dan wewenangnya tidak sama dengan permaisuri. permaisuri mendampingi raja, baik itu dipilih berdasarkan kualifikasi, atau mendampingi raja secara bersamaan maupun secara bergiliran, sehingga semua permaisuri dapat mendampingi raja.  Selir juga dapat menjadi permaisuri bila dikehendaki oleh raja maupun keluarga kerajaan. Baik raja, permaisuri maupun selir, semua punya wewenang tersendiri. meskipun begitu, karena sebelumnya sudah diberitahu atau diberikan sosialisasi zaman kerajaan, sehingga semua menyadari akan wewenangnya, baik raja, permaisuri, maupun selir, semua menyadari akan wewenangnya dan statusnya. Meskipun demikian, baik permaisuri maupun selir, semua disayangi, diberikan hak yang baik dan diperlakukan dengan baik sebagai istri. Darisana semua permaisuri punya keturunan, namun permaisuri dan selir mesti menyayangi semua anak-anaknya tanpa membeda-bedakan, meski berasal dari ibu yang berbeda-beda, dan anak-anaknya mesti menyayangi semua saudaranya tanpa membeda-bedakan.

Selebihnya, putra mahkota dipilih berdasarkan kualifikasi dari masing-masing anak dan musyawarah bersama anggota kerajaan bersama raja, untuk menentukan mana yang cocok sebagai putra mahkota/penerus kerajaan/raja yang baru.

Biasa dalam kerajaan ada perebutan kekuasaan, baik antar istri, maupun antar selir, baik sesama permaisuri, baik sesama selir maupun antar permaisuri dengan selir, atar anak-anak berebut kekuasaan, antar menteri, antar keluarga kerajaan, antar petinggi kerajaan, dsb dalam berebut kekuasaan. kadang juga persaingan tsb tidak sehat, namun hal ini, sama sekali tidak ada hubungannya dengan memiliki banyak permaisuri dan selir, karena bila dalam lingkungan kerajaan sudah saling menghargai, sudah saling menghormati, saling menyayangi dan sadar akan wewenang masing-masing dan menjalani dengan lapang dada/dengan baik sesuai wewenang masing-masing, maka semua akan baik-baik saja dan pertentangan dalam internal kerajaan dapat dihindari dan diminimalisir.

Disamping itu, dalam adat kesatria, dimana masyarakat zaman itu sudah tahu bahwa wajar seorang raja memiliki istri/permaisuri dan istri/selir, sehingga bila ada wanita yang ingin menjadi permaisuri raja atau selir raja, ia sudah tahu akan hal ini dan menerimanya serta menjalaninya dengan lapang dada.

Raja pun memiliki 2 sifat, yaitu : sifat dewata dan asura. ada raja yang lebih cenderung memiliki sifat dewata dan ada raja yang lebih cenderung memiliki sifat asura, namun baik itu raja yang lebih cenderung memiliki sifat dewata maupun raja yang lebih cenderung memiliki sifat asura, keduanya sama-sama memiliki banyak permaisuri dan selir.

Namun seorang raja yang lebih cenderung memiliki sifat dewata, cenderung tidak memaksa wanita manapun untuk menjadi istri atau istri-istrinya, meskipun pada zaman kesatria, menikahi seorang wanita dengan cara menculik atau melarikan seorang gadis/janda kemudian menikahinya dan menikahi dengan cara memaksa seorang wanita/gadis/janda untuk menjadi istrinya adalah hal yang wajar, namun raja yang cenderung memiliki sifat dewata, cenderung menghindari kedua hal tsb. seorang raja yang lebih cenderung memiliki sifat dewata benar-benar mempertimbangkan dalam memilih istri(permaisuri dan selir), mana yang layak dijadikan istri dan mana yang tidak layak dijadikan istri dan benar-benar ia mengikuti ketentuan itu, seperti tidak memperistri anak sendiri, tidak memperistri istri guru dan tidak memperistri istri orang lain, dsb. raja yang lebih cenderung sifat dewatanya benar-benar mejalankan kewajibannya dengan baik untuk kerajaannya dan rakyatnya dan menjalankan kewajibannya dengan baik sebagai suami bagi permaisuri dan selirnya dan sebagai ayah bagi anak-anaknya dan seorang raja yang lebih cenderung sifat dewatanya, benar-benar mengikuti aturan sastra dalam menjalankan pemerintahannya, dalam menjalankan kehidupannya, kerajaannya dan keluarga kerajaan maupun internal kerajaannya,dan pemerintahannya, dsb dan pada akhirnya dengan demikian, sehingga dapat membawa kemakmuran, kedamaian dan kesejahteraan bagi kerajaannya dan bagi seluruh rakyatnya.

Demikiankah sedikit kisah menganai zaman raja berdasarkan informasi yang saya pahami

Demikianlah penjelasan mengenai Raja, Ratu/Permaisuri dan Selir berdasarkan informasi saya pahami

Demikianlah penjelasan dari topik ini, menurut informasi yang saya pahami dan berdasarkan informasi dari literatur-literatur yang pernah saya baca.

Mohon maaf sebelumnya bila ada yang kurang berkenaan,

Terima Kasih,

1 komentar:

  1. Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
    Sistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
    Memiliki 8 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
    Link Alternatif :
    arena-domino.club
    arena-domino.vip
    100% Memuaskan ^-^

    BalasHapus

Adbox